Jumat, 10 Maret 2017

"Menebus Dosa Di Tanah Transmigran"



Dari dulunya sebuah desa yang kecil dan  permai sekarang menjadi desa penebusan, lantaran tidak sedikit pemuda yang terjebak dalam kehidupan kelam. Bukan hanya sebatas minuman-minuman dipinggir jalan. Namun jalan  pintas untuk merasakan balahan pahapun  dirasa lebih nikmat disebagian orang ditanah Transmigran. Bukan suatu alasan mereka lebih memilih membuka selaput kenikmatan perawan dari pada mengejar impian yang pernah terucap di masa silam. Mereka mengira ketika sudah menancapkan rudal akan mendapatkan kenikmatan. Layaknya film porno yang pernah ditonton akan mengeluarkan desahan dan teriakan. Padahal setelah mempraktikan, hanya sperti onani dengan membayakan seorang teman yang menggairahkan. Tapi apa bisa dikata,  jika semburan lahar panas telah membasahi lubang perkembangbiakan. Hingga ahirnya banyak orang lebih memilih jalur pernikahan untuk menutupi dosa kemaksiatan, agar cap anak haram tidak melekat kepada keturunan. Disaat itulah baru sadar apa yang dirasakan adalah bukan sebuah kenikmatan, tapi awal dimana kita merasakan kehancuran karena belum siap menanggung beban hidup anak orang. Disaat itulah baru sadar tentang impian untuk punya rumah dengan garasi mobil didepan. Disaat itulah baru sadar jika selaput perawan bukan suatu permainan tanpa upacara yang sakral dan persiapan yang matang. Disaat itulah baru sadar jika status lajang sudah hilang dan berubah menjadi pejuang kehidupan untuk istri dan calon bayi yang akan lahir kepangkuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar